Badan Gizi Nasional Ajak Investor Di Koltim Daftar Sebagai Pengelola MBG, Ini Syaratnya

Tajukperistiwa.com, Kolaka Timur || Tenaga Ahli dari Badan Gizi Nasional RI, Imam Bachtiar berharap ada yayasan yang bisa bermitra dengan pemerintah, dalam rangka mempercepat  program makan bergizi gratis khususnya di Kolaka Timur.

Hal tersebut disampaikan pria yang akrab disapa Imam ini, usai melaksanakan kegiatan sosialisasi program makan bergizi gratis atau MBG di aula Pemda Koltim, Selasa (25/2/25) sore

banner 728x90

Ia berharap agar secepatnya ada investor atau mitra dalam bentuk yayasan yang linear dengan program tersebut dan memiliki kemampuan menyediakan dana awal untuk mengelola program makan bergizi gratis ini

“pengelolaan makan bergizi gratis ini menggunakan sistem pembayarannya dilakukan setelah pekerjaan pemberian makan kepada masyarakat atau di rembers ke rekening pengelola atau yayasan paling lambat satu minggu” jelasnya

Bagi investor atau yayasan yang memiliki komitmen dan keinginan untuk mengelola program makan bergizi gratis khususnya di Kolaka timur kata dia, dipersilahkan untuk mendaftar secara online melalui website resmi badan gizi nasional yakni mitra.bgn.go.id 

“Yayasan yang memiliki keinginan untuk bermitra dengan pemerintah dalam mengelola MBG ini, juga harus didukung dengan sumberdaya keuangan yang baik” ujar imam 

“Tak hanya itu, juga harus memiliki dapur umum beserta kelengkapan memasak, tukang masak hingga kendaraan yang harus disiapkan oleh pengelola MBG ini” tambahnya

Selain harus memenuhi persyaratan tersebut, ia juga mengatakan bahwa nantinya ada tim ahli gizi yang setiap harinya melakukan pengecekan untuk memastikan makanan yang akan didistribusi ke masyarakat betul-betul sesuai dengan standar gizi termasuk bahan-bahan makanannya 

Kata Imam, di Sulawesi Tenggara ini baru 3 daerah yang melaksanakan program makan bergizi gratis diantaranya adalah kota bau-bau, kota Kendari dan kabupaten konawe, sedang 15 daerah lainnya belum ada investor atau sebuah yayasan yang mendaftar sebagai mitra termasuk Kolaka timur

Laporan : Helni Setyawan