Diduga Sebabkan Banjir, DPRD Bombana Soroti Aktivitas PT. NLS Di Kabaena 

Berita, Daerah, Hukrim, Sosbud32 Dilihat

Tajukperistiwa.com, Bombana || Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)  Kabupaten Bombana, Sudiami bersuara menyoroti aktivitas pertambangan PT Narayana Lambale Selaras (NLS) di Kelurahan Lambale, Kecamatan Kabaena Timur, Kabupaten Bombana. 

Pasalnya, aktivitas PT NLS diduga menjadi penyebab utama banjir dan pencemaran lingkungan di wilayah tersebut. Selain itu, robohnya talud Kali Lambale yang dibangun tahun 2023 diduga akibat aktivitas PT NLS yang dianggap gagal menjaga kondisi lingkungan di kawasan pertambangan. 

banner 728x90

Olehnya itu, Sudiami meminta PT NLS untuk bertanggung jawab atas peristiwa banjir dan robohnya Talud Kali Lambale tesebut. 

Politisi PKS itu sangat menyayangkan pihak perusahaan yang tidak memberikan perhatian dan menyiapkan langkah-langkah strategis agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan saat melakukan penambangan di wilayah dekat  perumahan warga, khususnya di Kelurahan Lambale Kecamatan Kabaena Timur. 

Sudiami mengungkapkan bahwa menurut laporan warga setempat, adanya kerukan nikel yang dekat dengan perumahan warga mengakibatkan sungai Kali Lambale meluap, kemudian batang kayu dan lumpur berserahkan menghantam pagar talud Kali Lambale hingga roboh. 

Untuk itu, lanjut Sudiami, pihak perusahaan harus bertanggung jawab, mengingat belum lama ini masyarakat mendapatkan bantuan pembangunan talud Kali Lambale dan untuk mendapatkan pembagunan tersebut tidak semudah membalik telapak tangan.

“Pembangunan talud Kali Lambale itu karena perjuangan yang cukup panjang dan penuh kesabaran hingga bertahun-tahun, itupun yang direspon hanya kurang lebih 60 meter saja, dan itu perjuangan masyarakat Lambale,” ungkap Sudiami. 

“Ini tidak bisa dibiarkan, pihak perusahaan jangan hanya tutup mata saja terkait jebolnya Talud Kali Lambale, PT NLS yang sudah cukup lama, sebelum berubah nama dari PT Billy Indonesia mengeruk hasil bumi Pulau Kabaena itu khususnya di Kecamatan Kabaena Timur, bukan  mendatangkan  kesejateraan masyarakat, namun kekhawatiran warga cukup besar, karena berpotensi akan menyebabkan tenggelamnya rumah warga akibat dari aktivitas perusahaan tersebut,” beber Sudiami. 

Hal senada juga diungkapkan Lurah Lambale, Huda Alfarisi Mubarak. Ia mengaku kesal atas aktivitas pertambangan yang terus  memperluas area kegiatan penambagannya hingga mendekati pemukiman warganya.

“Saat itu saya hanya dapat menyampaikan permohonan, sebelum melakukan penambangan agar Sungai Kali Lambale dilakukan pembangunan bronjong, namun tidak ada sama sekali respon dari pihak perusahaan,” ujar Huda Alfarisi Mubarak. 

Lebih lanjut Huda mengungkapkan bahwa sehari setelah kejadian banjir, Ia bersama pihak perusahaan, tokoh masyarakat, pihak keamanan dan pemerintah setempat melakukan pengecekan cekdam dan kuat dugaan sengaja airnya dialirkan sebagian, untuk menghidari jebol cekdam sehingga mengakibatkan banjir besar di Kelurahan Lambale. 

“Akibat aliran air dari cekdam perusahaan (PT NLS) menghamtam pagar Kali Lambale sehingga roboh yang mengakibatkan banjir di kelurahan lambale,” pungkasnya.

Sementara itu sebelumnya Humas PT NLS, Hamid membantah tudingan tersebut.

“Tadi kita sudah cek sama Camat dan Lurah, itu dari Bendungan yang meluap, bukan gara-gara aktivitas perusahaan, kita berupaya memang biar tidak ada dampak ke masyarakat, kita sudah lakukan penghijauan,” jelasnya.

Untuk diketahui dampak aktivitas tambang di Pulau Kabaena juga dikeluhkan oleh masyarakat yang berada disekitar PT Timah Investasi Mineral (TIM) dan PT Tambang Bumi Sulawesi (TBS).

Selain itu dua perusahaan tersebut juga telah diadukan ke pihak berwenang, kini publik menantikan keseriusan pihak berwenang, apakah berpihak terhadap masyarakat atau berpihak kepada perusahaan.*

Laporan : Redaksi