Puluhan Desa Di Kecamatan Latoma Ikuti Pelatihan Pelestarian Adat Pu’utobu Dan Pabitara

Tajukperistiwa.com, Konawe – Desa Se-Kecamata Latoma Kabupaten konawe ikuti pelatihan pelestarian adat puutobu dan pabitara di hotel D’Blitz, Kamis (29/12/22)

banner 728x90

Pelaksanaan pelatihan pelestarian adat tolaki (puutobu dan pabitara) tersebut dilaksanakan selama dua hari dari tanggal 28 – 30 desember 2022 yang di ikuti oleh para kepala desa se-kecamatan latoma, toonomotuo atau yang familiar di sebut dengan pu’utobu, pabitara serta tokoh masyarakat

Yang menjadi tujuan pelaksanaan pelatihan pelestarian adat tolaki (pu’utobu dan pabitara) khususnya di desa se-kecamatan latoma agar toonomutuo atau puutobu dan pabitara dapat memahami tugas pokok dan fungsinya.

Selanjutnya, pemerintah desa juga bisa memahami kedudukannya dalam pelestarian adat dan budaya suku tolakiDiinformasikan, Pu’utobu merupakan salah satu jabatan tradional yang memiki pengaruh sangat besar dalam urusan adat dan budaya masyarakat suku tolaki

Sedangkan pabitara yang berasal dari kata “bitara” artinya pandai berbicara atau orang yang memiliki pengetahuan luas tentang hukum adat suku tolaki

Ketgam : H.A.Ginal Sambari, S.Sos.,M.Si

H.A.Ginal Sambari selaku narasumber pada kegiatan tersebut mengatakan bahwa pelatihan pelestarian adat dan budaya ini dalam rangka untuk melestarikan dan mengembangkan adat istiadat suku tolaki,

“jika ini di biarkan pelestarian adat istiadat tolaki tidak dikembangkan, berarti kita menginginkan adat kebiasaan kita ini menjadi punah, sehingga dari sekarang kita menata dengan menghadirkan kembali masyarakat terutama para pelaku-pelaku adat agar mereka tetap melaksanakan adat istiadat sebagai alat pemersatu khususnya suku tolaki” jelasnya

Kata Ginal begitu sapaan akrabnya mengatakan bahwa yang disampaikan pada pelatihan hari ini kepada masyarakat pelaku adat khususnya di kecamatan latoma adalah untuk syarat khusus perkawinan (sara mberapu suku tolaki) bagaimana tata caranya dan pelaksanaannya agar seragam sehingga tercipta nilai-nilai keseragaman dan keaslian yang tidak tergerus dari pengaruh yang terjadi saat ini serta kepastian hukum dalam pelaksanaan perkawinan di suku tolaki

Selaku pengurus lembaga adat tolaki (LAT) provinsi sulawesi tenggara, ia menyampaikan saat ini LAT Sultra memiliki program pelestarian adat suku tolaki secara berkelanjutan terutama pengembangan adat dan budaya tolaki dan salah satunya adalah pelatihan yang dilaksanakan hari ini

“Sekarang ini kita himpun dulu orang-orang tua, untuk menyamakan persepsi terutama pelaksanaan adat istiadat tolaki, setelah itu baru kita turunkan kepapda generasi muda” ungkapnya

Pihaknyan juga mengatakan bahwa saat ini kita tidak turun langsung kepada generasi muda kerana tanpa tertata dengan baik kepada orang-orang tua pelaku adat saat ini untuk menyatukan persepsi dan pada akhirnya seluruh pelaku adat yang telah dilatih akan turun langsung untuk membina generasi muda di wilayah masing-masing

“Kalau sekarang kita langsung turun memberikan pengembangan pelestarian adat terkait perkawinan suku tolaki kepada generasi muda, sementara diatasnya belum sama persepsi, maka nantinya banyak yang akan keliru dan itulah yang menjadi ke kawatiran kami” ujarnya

Melalui kegiatan pelatihan ini, menurutnya sangat tepat sekali diprogramkan pelatihan dan pelestarian adat tolaki ini baik di tingkat desa, kecamatan maupun kabupaten dalam rangka pekestarian adat istiadat suku tolaki serta pemberdayaan masyarakat.

“Harapan kami adalah kegiatan seperti ini tidak berhenti sampai disini, namun kegiatan ini harus berkelanjutan karena masih banyak hal-hal yang perlu di sampaikan kepada masyarakat dalam hal pengembangan dan pelestarian adat istiadat suku tolaki” harapnya

Sementara itu salah satu Pu’utobu dari desa Lalowata, Rudin mengatakan sangat mengapresiasi kegiatan pelatihan pelestarian dan pengembangan adat istiadat suku tolaki khususnya pu’utobu dan pabitara

“Yang tadinya kami belum begitu memahami tata cara pelaksanaan adat perkawinan suku tolaki, namun setelah dilaksanakan pelatihan dengan praktek langsung bagaimana tata cara mombesara, pemahaman kami tentang hal tersebut semakin meningkat” jelasnya

Terakhir, Ia menyampaikan bahwa selepas dari pelatihan pelestarian dan pengembangan adat tolaki ini, selaku pelaku adat di tingkat desa dapat mengimplementasikan hasil pelatihan tersebut

Laporan : Helni Setyawan