Tajukperistiwa.com, Kolaka Timur || Bupati Kolaka Timur, Abdul Azis, SH.,MH, mengunjungi Desa Taore dan Awiu, Kecamatan Aere. Kedua Desa tersebut dikenal sebagai desa terjauh dan tersulit dijangkau di wilayah Kabupaten Kolaka Timur, Selasa (26/12/23)
Diketahui, kedua Desa tersebut merupakan Desa terjauh dan tersulit untuk dijangkau dan kedua Desa ini juga berbatasan langsung dengan dua Kabupaten yakni Kolaka dan Bombana.
Tak hanya itu, untuk menjangkau kedua Desa di Kecamatan Aere ini, Bupati bersama rombongan menggunakan motor cross
Dalam kunjungan Bupati, turut juga diikuti Kapolres Koltim, AKBP Yudhi Palmi DJ, S.IK., M.Si, Sekda Koltim, Andi Muh. Iqbal Tongasa, S.STP., M.Si, Anggota DPRD Koltim, Risman Kadir, Camat Aere, sejumlah pimpinan OPD, serta unsur TNI Polri.
Selain itu, hadir pula Ketua DPRD Koltim Suhaemi Nasir, S.Pd., M.Pd dan Ketua TP. PKK Koltim, Hartini Azis A.Ma.
Camat Aere, Hardi, menyampaikan apresiasi dan ucapan terimahkasihnya kepada Bupati dan rombongan yang telah mengunjungi wilayahnya terutama di Desa Awiu dan Taore ini
”Memang kesederhanaan beliau (bupati) ini, tidak dibuat-buat. Jadi dengan tampilan sederhana dan tekad yang kuat, sehingga bisa mengunjungi wilayah kita ini. Terimakasih pak bupati dan rombongan sudah melihat langsung wilayah kami ini,’’ ucap Hardi.
Ditempat yang sama, Bupati Kolaka Timur, Abdul Azis mengakui bahwa terkait kondisi jalan dari dan ke dua Desa ini kondisinya sangatlah parah.
“Yang menjadi kendala jalan di dua desa tersebut untuk diperbaiki Pemda karena statusnya masih berada dalam hutan konservasi alias hutan lindung. Tetapi bukan berarti pemda sebut dia akan diam saja” Katanya
”Tetapi nanti akan diupayakan untuk diturunkan statusnya, tidak akan melanggar, biar bisa diturunkan anggarannya lalu dikerjakan. Yang jelas tidak ada yang tidak bisa, tergantung kemauan dan kolaborasi kita, agar infrastruktur di Koltim bisa dinikmati semua masyarakat,” sebutnya.
Diakuinya, dua desa ini keberlimpahan rahmat yang diturunkan, terbukti dengan berbagai macam tanaman unggulan tumbuh subur disepanjang jalan.
”Kenapa saya bersama rombongan turun langsung kesini, agar bisa mengetahui persoalan-persoalan mendasar di wilayah itu. Sebenarnya, saya sudah lama ingin kesini (Awiu dan Taore), tapi baru hari ini bisa terwujud, terimakasih warga yang telah menyambut kami dengan ramah,” ujarnya.
Untuk penangan masalah jalan ini diakui bupati, sejak Oktober lalu melalui Bappeda Litbang, sudah mengusulkan Badan Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) untuk menurunkan status hutan di jalan tersebut.
”Yang jelas, begitu statusnya turun dan bisa kita buatkan jalan, maka Pemda Kolaka Timur akan berusaha semaksimal mungkin agar jalan ke dan dari Awiu Taore ini tuntas dan mulus dilalui,” janjinya.
Di kedua desa ini juga, sejumlah warga menanyakan soal kondisi tenaga keperawatan atau desa yang tidak ada, lalu masalah jaringan seluler, bibit dan pupuk, serta aliran listrik yang belum dinikmati sejumlah kepala keluarga di dua desa tersebut.
Dan, melalui pimpinan OPD bersangkutan, bupati berkomitmen untuk menuntaskannya semua, dan disambut gembira masyarakat. Misalnya masalah tenaga kesehatan, bupati akan menempatkan lulusan PPPK di dua desa ini, kemudian jangka panjang bagi anak-anak sekolah tingkatan SMA akan dibiayai pemda untuk kuliah di jurusan kesehatan, dan setelah lulus harus kembali mengabdi di dua desa ini.
Begitupun bibit padi, Kadis Tanaman Pangan Koltim berjanji mulai Januari dua desa ini akan mendapatkan bibit gratis, juga termasuk penuntasan masalah pupuk. Soal jaringan internet, Kadis Kominfo Koltim I Nyoman Abdi menyampaikan, akses internet BAKTI yang sudah terpasang di kantor dua desa ini, mulai 2024 nanti akan ditingkatkan kapasitasnya dari 4 mbps menjadi 10 mbps, begitupun soal BTS Kominfo sedang dalam proses.
Di dua desa ini, bupati juga menyerahkan bantuan sosial pengendalian inflasi daerah, penuntasan kemiskinan ekstrim, penanggulangan kemiskinan dan korban bencana alam. Di Desa Awiu 57 penerima, sedang di Taore 107 penerima. Bantuan tersebut berupa beras masing-masing penerima 5 kg, minyak goreng 2 liter masing-masing penerima, gula pasir masing-masing 2 kg, dan susu masing-masing 3 kaleng.
Laporan : Jumran Jumadi