Tajukperistiwa.com, Konawe || Dalam upaya mewujudkan perencanaan dan penganggaran yang berkeadilan bagi gender, Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan anak atau DP3A gelar advokasi dan pelatihan perencanaan dan penganggaran yang responsive gender (PPRG), Jumat (5/4/24)
Acara yang berlangsung selama dua hari dari tanggal 4 – 5 April 2024 di Hotel Nugraha ini diikuti para perencana program di masing-masing organisasi perangkat daerah atau OPD lingkup Pemda Konawe
Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender merupakan instrumen untuk mengatasi adanya perbedaan atau kesenjangan akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat pembangunan bagi perempuan dan laki-laki dengan tujuan untuk mewujudkan anggaran yang lebih berkeadilan.
Selain itu, pelatihan ini juga dalam rangka memberikan pemahaman bagi para perencana program dalam membuat perencanaan dan penganggaran yang berkeadilan bagi perempuan dan laki-laki disetiap pembangunan
Oleh karena itu, menjadi sangat penting dalam setiap perencanaan pembangunan juga dimasukan analisis gender didalamnya,
perencanaan dan penganggaran yang responsif gender atau PPRG bukanlah tujuan akhir, melainkan sebuah kerangka kerja atau alat analisis untuk mewujudkan keadilan dalam penerimaan manfaat pembangunan.
Kepala Dinas P3A, Noor Jannah mengatakan bahwa dalam konteks pembangunan, seringkali peran serta perempuan dan anak tidak terwakili dengan baik dalam perencanaan serta penganggaran, sehingga melalui pelatihan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang pentingnya memperhitungkan aspek gender dalam perencanaan dan penganggaran
“saya berharap kedepannya, dalam proses perencanaan dan penganggaran yang resposif gender dapat diimplementasikan dengan menggunakan gender analisis patway dan gender budgeting statmen sehingga terwujud kesetaraan dan keadilan gender dalam pembangunan di Konawe ini” ucapnya
Selain itu, kata mantan Kadis PUPR Konawe ini juga menyampaikan bahwa dalam setiap perencanaan dan penganggaran pembangunan harus betul-betul melihat kebutuhan antara perempuan dan laki-laki
Sehingga kata dia, didalam hasil pembangunan kedepan dapat diakses baik perempuan maupun laki-laki atau hasil pembangunan yang ramah perempuan dan anak
Terakhir, ia mengatakan bahwa pelatihan ini merupakan wujud nyata dari upaya dinas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dalam mendorong partisipasi aktif semua pihak dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan berkeadilan gender
Laporan : Helni Setyawan